Rabu, 27 Februari 2013

Tips & Trik


_TIPS atau TRIK buat yang mau blajar GITAR_




jika anak nongkrong,Mempunyai hobi musik klau anak nongkrong belum bisa memainkan alat musik yang namanya gitar,jangan bilang suka musik dah.. payah namanya.hehehe..
alat musik ni yang dapat lo jadikan teman pengiring semua jenis lagu yang ada di seluruh dunia pah lg dimainkan didepan sang kekasih..waaah..klepek..2x... Belajar gitar awalnya emang sulit dan terkadang membuat stres hehehe gregtan baanya.. orang yang mempelajarinya. klau anak nongkrong pengn juga belajar bass mndingan lo belajar gitar lebih dahulu, karena orang yang dapat bermain gitar udah pasti bisa bermain bass, tetapi jika loe bisa bermain bass belum tentu bisa bermain gitar. klu lo bermain gitar loe, harus siap ujung jari kiri loe,kaya tlpak kaki kerasnya, karena jari lo tersebut digunakan untuk menekan senar untuk membuat formasi kunci gitar. Terkadang harus membuat ujung jari loe menjadi kapalan jari di tangan kiri . Bukankah untuk mendapatkan sesuatu loe memang harus mengorbankan sesuatu, itu adalah hukum alamnya mnurut badan geofisika dan kimia astrologinya dan prekonomin .hahahhaa.... klu anak nongkrong pengen kursus, gw cuma ngasih saran aja wat nak nongkrong batalin aja niat ntu, sebelum nak nongkrong menguasai tehnik dasar tempo lagu, kunci dasar gitar dan “chord wipe” pada gitar.itu dah hukum alamnya kecuali anak nongkrong dewa....hehehe...
Jika nak nongkrong lum menguasai hal trsebut hanya akan mmbuang2x waktu kursus dan tetunya akan menghabiskan biaya.itu pastinya... Untuk awalnya loe bisa belajar pada teman nongkrong dirumh, saudara atau yang loe kenal baik dan bisa bermain gitar. Jika tidak ada yang bisa bermain gitar maka loe harus belajar otodidak alias belajar sendiri..dimna disini tempatnya....

Nah, berikut tips yang diperlukan untuk belajar gitar dasar sendirian :

- Gitar apa saja boleh kopong dan boleh listrik.,tp awas kesetrum hehheehe
- Buku atau majalah lagu-lagu , beserta petunjuk kunci gitar tau chord.
- Kemampuan stem atau menyetem gitar Untuk memulai latihan loe harus menyetem gitar terlebih dahulu agar suara 6 senar gitar bisa harmonis dan tepat. Jika tidak distem maka loe tidak akan bisa belajar, karena suaranya tidak mungkin pas.sekalian nak nongkrang minta ajari ma yang bisa.. Jika loe ingin mencoba stem gitar sendiri, maka caranya adalah dengan menyamakan fret ke 5 suatu senar dengan satu senar setingkat di bawahnya pada fret 0. Kecuali pada senar ketiga dari bawah yang harus distem pada fret ke 4 dengan fret 0 di senar kedua dari bawah.bgusny sih lo biasakn blajar sendri..
------------ SELAMAT MENCOBA-----------------

Bacharuddin Jusuf Habibie







flsh back ...
tentang Bacharuddin Jusuf Habibie

Kemarin brapa pekan lalu saya melihat film tentang Habibie & ainun
dalam cerita itu saya mulai berfikir...
bangsa kita yang terlalu bodoh atau situasi pada saat itu
yang melepas superman versi indonesia

Ataukah ada pihak luar seperti negara tetangga yang takut mempunyai pemimpin seperti beliu
dikarnakan kecerdasan beliu melampaui kecerdasan manusia pada umumnya

Kenyataannya negeri ini masih membutuhkan orang-orang besar.
Orang-orang yang sanggup mengubah keadaan dan mengangkat harkat negeri ini
dari dasar jurang ke puncak kejayaan.
Orang-orang yang mengerahkan daya upaya dan pikirannya untuk kemakmuran bangsa
saya yakin beliu salah satu dri sekian juta mnusuia diindonesia
yang tulus mengabdi untuk negara

Karena itu sangat disayangkan, sungguh ironis bila dia pada akhirnya tidak operasional di negeri sendiri.
Terpencil mengabdi di negeri orang akibat ulah rekan-rekannya yang licin bak belut dalam mengelabui rakyat.

Itulah yang dialami BJ Habibie. Ketika usia telah merambah tua,
menapaki sisa-sisa waktu produktifnya,
rintangan masih bergulung besar yang menghalanginya memenuhi harapan rakyat.
Kerinduan rakyat terhadap karyanya pun seolah memang ditakdirkan untuk tidak terjadi lagi.

apakah kalian ingin mengatahui kenapa dunia begitu menghargai Habibie??????

Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi
karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi.
Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas.
Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer,
untuk mengatasi persoalan rawan ini.

Pada saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba menawarkan solusi. Usianya baru 32 tahun.
Postur tubuhnya kecil namun pembawaannya sangat enerjik.
Dialah Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, laki-laki kelahiran Pare-pare,
Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.
Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. krack.

karana Faktor telah menemukan teori  dngan pola pikir jeniusnya yaitu
bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang
dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25%
setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat.
Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya
(total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot.
Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh.
Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.

ia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk belajar di Technische Hochschule Die Facultaet Fue Maschinenwesen,
Aachen, Jerman, pada 1956. Selama setahun sebelumnya, Habibie tercatat sebagai
mahasiswa ITB. Setelah mengantongi gelar diploma ingenieur jurusan konstruksi pesawat terbang, tahun 1960, s
ambil melanjutkan kuliahnya, ia menjadi asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan di kampusnya.

Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 76 tahun)
adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga.

Dia mendapat Predikat predikat suma cum laude pada 1965.
Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya
jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB).
Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28.
Luar biasa, hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh Habibie.

Ia meraih kepercayaan lebih bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru.
Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31,
pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal,
yang dikembangkan HFB bersama industri Donier.
Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).

Pekerjaan dan karier

Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm,
sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg,
Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi.
Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998.
Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999),
B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998)
dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.
Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia),
pada masa jabatannya sebagai menteri.


ini salah 1 jawabnay kenapa di adisegani pleh bangsa luar:

Habibie hanya sampai tahun 1969 saja di HFB,
karena dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB),
industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg.
Di tempat yang baru ini, karier Habibie meroket.
Jabatan Vice President/Direktur Teknologi MBB disabetnya tahun 1974.
Hanya Habibie-lah, orang diluar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.

Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa
(European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie.
Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler,
produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB.
Sehingga Habibie berhak atas royalti dari teknologi
yang dipakai dalam kendaraan udara berbadan lebar itu. Selain dari Airbus,
Habibie juga mendapat royalti dari produsen-produsen roket di banyak negara,
yang banyak menggunakan teknologi konstruksi ringannya.

Asusmsi saya tidak menutup kemungkinan negara-negara luar takut
jika kita mempunyai pemimpin jenius seperti beliu..
dia bisa melampaui pola pikir 1 diantara berapa juta bahkan teriliunan
dari berbagai polosok dunia. untuk katagori manusia jenius,..

Senin, 06 Agustus 2012

Selasa, 13 Desember 2011

Indonesia Raya

Photobucket
Jangan bilang Lo semua tipe orang-orang yg mengaku Nasionalisme yang amat besar dengan Bangsa iNi.
Klau lo semua kaga pernah tau sejarah pembuatan Lagu Kebangsaan Lo sendri..
gw cuma mau bagi2 pengetahuan aja ni, bukanny sok pinter.. barang kali jga diantara lo ada yang tau tapi lupa, mangkanya gw mau buka memori loe semua tentang sejarah..
Kita flashback ke belakang Yu.... mariiii...........

Untuk koran (harian) dengan nama yang sama, lihat Harian Indonesia Raya.
Untuk gagasan politik, lihat Indonesia Raya (gagasan politik).

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu "Indonesia" sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

Stanza pertama dari Indonesia Raya dipilih sebagai lagu kebangsaan ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Indonesia Raya dimainkan pada upacara bendera. Bendera Indonesia dinaikkan dengan khidmat dan gerakan yang diatur sedemikian supaya bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Upacara bendera utama diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Upacara ini dipimpin oleh Presiden Indonesia.

Sejarah:
Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan "lagu kebangsaan" di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar Sin Po.

Setelah dikumandangkan tahun 1928 dihadapan para peserta Kongres Pemuda II dengan biola, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu itu dengan mengucapkan "Mulia, Mulia!" (bukan "Merdeka, Merdeka!") pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan.[1] Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa.

Namun pada saat menjelaskan hasil Festival Film Indonesia (FFI) 2006 yang kontroversial dan pada kompas tahun 1990-an, Remy Sylado, seorang budayawan dan seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul Lekka Lekka Pinda Pinda. Kaye A. Solapung, seorang pengamat musik, menanggap tulisan Remy dalam Kompas tanggal 22 Desember 1991. Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekadar mengulang tuduhan Amir Pasaribu pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu bahwa dalam literatur musik, ada lagu Lekka Lekka Pinda Pinda di Belanda, begitu pula Boola-Boola di Amerika Serikat. Solapung kemudian membedah lagu-lagu itu. Menurutnya, lagu Boola-boola dan Lekka Lekka tidak sama persis dengan Indonesia Raya, dengan hanya delapan ketuk yang sama. Begitu juga dengan penggunaan Chord yang jelas berbeda. Sehingga, ia menyimpulkan bahwa Indonesia Raya tidak menjiplak.[2]

Naskah pada koran Sin Po (1928)
Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh WR Supratman dan dikumandangkan pertama kali di muka umum pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta (pada usia 25 tahun), dan disebarluaskan oleh koran Sin Po pada edisi bulan November 1928. Naskah tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan Tangga Nada C (natural) dan dengan catatan Djangan Terlaloe Tjepat, sedangkan pada sumber lain telah ditulis oleh WR Supratman pada Tangga Nada G (sesuai kemampuan umum orang menyanyi pada rentang a - e) dan dengan irama Marcia [3], Jos Cleber (1950) menuliskan dengan irama Maestoso con bravura (kecepatan metronome 104).

Aransemen simfoni Jos Cleber (1950)
Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber (pada waktu itu ia berusia 34 tahun) yang tutup usia tahun 1999 pada usia 83 tahun. Setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta Jusuf Ronodipuro pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno.

Rekaman asli (1950) dan rekam ulang (1997)
Rekaman asli dari Jos Cleber tahun 1950 dari Orkes Cosmopolitan Jakarta, telah dimainkan dan direkam kembali secara digital di Australia tahun 1997 berdasarkan partitur Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta, oleh Victoria Philharmonic di bawah pengarahan Addie MS[4].


Lirik asli, ejaan 1958, dan EYD:

Lirik asli (1928)

INDONESIA RAJA[1]

I

Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.

Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".


Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.

II

Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah poesaka,
Poesaka kita semoea,
Marilah kita mendoa:
"Indonesia Bahagia".


Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanja,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.

III

Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang terkoetjintai,
Marilah kita berdjandji:
"Indonesia Bersatoe"


S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.

Refrain:
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.


Lirik resmi (1958)

INDONESIA RAJA[5]

I

Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri,
Djadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.


Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rajatku, sem'wanja,
Bangunlah djiwanja,
Bangunlah badannja,
Untuk Indonesia Raja.

II

Indonesia, tanah jang mulia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanja,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia.


Suburlah tanahnja,
Suburlah djiwanja,
Bangsanja, Rajatnja, sem'wanja,
Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja,
Untuk Indonesia Raja.

III

Indonesia, tanah jang sutji,
Tanah kita jang sakti,
Disanalah aku berdiri,
Ndjaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang aku sajangi,
Marilah kita berdjandji,
Indonesia abadi.


S'lamatlah rakjatnja,
S'lamatlah putranja,
Pulaunja, lautnja, sem'wanja,
Madjulah Neg'rinja,
Madjulah pandunja,
Untuk Indonesia Raja.

Refrain:
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku jang kutjinta!
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.


Lirik modern

INDONESIA RAYA

I

Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.


Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.

II

Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanya,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia.


Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.

III

Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
N'jaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
Indonesia abadi.


S'lamatlah rakyatnya,
S'lamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Neg'rinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.

Refrain:
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku yang kucinta!
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.

Kamis, 08 Desember 2011

Ahmad Albar


Ahmad Syech Albar lebih dikenal sebagai Ahmad Albar (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 16 Juli 1946; umur 65 tahun) adalah seorang penyanyi dan pemusik Indonesia yang merupakan vokalis dari grup musik God Bless. Ahmad lahir dari pasangan Syech Albar dan Farida Al-Hasni. Ibunya bercerai dan kemudian menikah dengan seorang artis, Jamaluddin Malik. Dari pernikahan mereka ini melahirkan seorang artis wanita, Camelia Malik. Ahmad Albar biasa juga di panggil dengan julukan Iyek. Ahmad Albar pernah menikah dengan artis Rini S. Bono dan mempunyai tiga putra: Fauzi Albar, seorang aktor yang bernama Fachri Albar, dan Fadli Albar.

Karier:
Awal karier di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Jenderal Kancil, sekitar tahun 1957. Kariernya di musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, ia dan teman-temannya membentuk sebuah band bocah bernama Bintang Remaja, ketika mengikuti Festival Band Bocah di Lapangan Banteng, Jakarta. Tetapi dua tahun kemudian band ini bubar. Bersama Titi Qadarsih ia membentuk Kuarta Nada. Tapi band ini tidak bertahan lama kemudian bubar.

Sekitar tahun 1960, Iye berangkat ke Belanda. Di negara kincir angin yang banyak ditumbuhi bunga tulip itupun, anak ke dua dari enam bersaudara ini ternyata tidak bisa melepaskan gairah bermusiknya. Ia membentuk grup musik Take Five (1966-1967), yang sempat mengikuti festival dan berhasil meraih vokalis terbaik. Pada tahun-tahun 1967-1972 bersama grup Clover Leaf, Iyek menelurkan 9 single. Beberapa lagu di antaranya, "Don’t Spoil My Day" dan "Grey Clouds" cukup diminati publik Belanda pada zamannya.

Akhir 1972 bersama Ludwig Lemans, gitaris Clover Leaf, ia mengunjungi Indonesia. Di tanah air ia melihat dan mengamati kehidupan bermusik masyarakat Jakarta. Iye mencari musisi yang mau bergabung dengannya. Awal 1973, Iye bersama Fuad Hassan (drum), Donny Fattah (bass), Jockie Surjoprajogo (keyboard), dan Ludwig Lemans (gitar) mengadakan latihan di Puncak selama dua minggu, untuk menghadapi pergelaran musik di Taman Ismail Marzuki tanggal 5 Mei 1973. Dalam latihan mereka sepakat membentuk sebuah grup dengan nama God Bless.

Kesuksesannya saat merilis album perdana bertajuk God Bless pada tahun 1975 membuat grup rock itu menjadi grup pembuka konser grup rock dunia "'Deep Purple'" di Jakarta. Figur Ahmad Albar meroket menjadi superstar rock Indonesia dan Majalah Tempo edisi 27 September 1975 menjadikan dia sebagai laporan utama dengan memajang foto Albar di sampul depan.

Ahmad Albar yang berambut kribo kemudian membentuk grup Duo Kribo bersama Ucok Harahap vokalis AKA Band yang juga berambut kribo. Duet ini menelurkan tiga album yakni Neraka Jahanam (1977), Pelacur Tua (1978), dan Panggung Sandiwara (1978).

Ahmad Albar sempat mengecewakan sebagian penggemarnya ketika pada 1979 merilis album dangdut berjudul Zakia atas prakarsa wartawan majalah musik Junior, Masheri Mansyur. Maklum ketika itu dangdut masih kerap dianggap sebagai musik kampungan oleh sebagian masyarakat. Album ini berisi sembilan lagu. Enam karya Albar adalah "Zakia", "Karena Harta", "Mawar Merah", "Raja Kumbang", "Tuhan Ada", dan "Beku". Tiga lainnya adalah "Pernyataan" (M Harris), "Obral" (Titiek Puspa), dan "Raja Sehari"(Ian). Ternyata lagu "Zakia" yang diciptakannya "meledak" di pasaran. Gitaris Ian Antono-lah yang meracik musiknya sehingga enak didengar. Tak hanya bernyanyi dangdut, Ahmad Albar pun main dalam film "Irama Cinta" bersama ratu dangdut Elvy Sukaesih dan berduet membawakan lima lagu: "Aku Bahagia", "Rasa Berdebar", "Seharusnya Kau Tahu", "Engkau Jauh", dan "Lintah Darat".

Pada 1980 God Bless mengeluarkan album kedua berjudul Cermin. Ian Antono bergabung dalam kelompok musik cadas tersebut. Setelah itu God Bless vakum lama tetapi Ahmad Albar tetap bersolo karier atau tampil bersama penyanyi lain antara lain Gito Rollies dan Mus Mujiono.

Sepanjang 1980-an hingga pertengahan 1990-an, Ahmad Albar mengeluarkan album Syair Kehidupan (1980) bersama Ian Antono, Dunia Huru Hara dan Dunia Dibakar Api (1988) yang dibuat bersama pemusik Areng Widodo, Kartika (1989) bersama Gito Rollies, album Secita Cerita, Langkah Pasti, dan Scenario bersama Fariz RM, dan Tangan Baja bersama Farid Hardja, serta Jangan Ada Luka (1996) bersama lady rocker Nicky Astria.

Saat mencari vokalis untuk Gong 2000 yang digawangi Ian Antono, Albert Wijaya, Yaya Muktio (drum), Harry Anggoman (keyboard), dan Donny, pilihan jatuh pada Ahmad Albar, karena dia dianggap yang terbaik saat itu. Konser Gong 2000 tanggal 26 Oktober 1991 di Parkir Timur Senayan memuaskan sekitar 100.000 penonton dengan peralatan sistem suara berkekuatan 120.000 watt dan lampu berkekuatan 300.000 watt. Grup ini menghasilkan empat album: Bara Timur (1991), Gong Live (1992), Laskar (1993), dan Prahara (2000). Di sini Albar nyaris sempurna melahirkan God Bless kedua. Penggemar tampaknya tidak peduli apakah yang mereka dengar Gong 2000 atau God Bless, yang penting ada Ian, Donny, dan Albar.

Iye juga mengeluarkan album solo, yaitu Bis Kota (1990), Giliran Siapa (1991), Rini Tomboy (1991), Menanti Kepastian (1992), Bunga Kehidupan (1994), Biarlah Aku Pergi (1994), dan Kendali Dendam (1995).

Berturut-turut, kemudian God Bless mengeluarkan sejumlah album rekaman seperti Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), The Story of God Bless (1990), 18 Greatest Hits of God Bless (1992), dan Apa Kabar (1997).

Selain sering menggelar konser di banyak kota di Tanah Air, Ahmad Albar juga sempat menggelar konser di luar negeri. Pada 7 Februari 2004 misalnya ia tampil di Kuala Lumpur bersama God Bless memeriahkan ulang tahun grup rock Malaysia Search.

Seusai konser, Albar langsung bergabung dengan 11 penyanyi muda Duta (Sheila on 7), Armand Maulana (Gigi), Fadly (Padi), Kikan (Cokelat), Andi (/rif), Roy (Bumerang), Warna, Audy, Ratu, Rio Febrian, dan Glenn Fredly. Mereka bersama-sama menyanyikan "Rumah Kita" yang diambil dari album God Bless Semut Hitam.

Kasus:
Pada tanggal 26 September 2007, Ia ditangkap di rumahnya karena diduga terlibat kasus penemuan 490 ribu butir ekstasi di apartemen Taman Anggrek, Jakarta Barat.[1] Ia pun terancam menghadapi pasal berlapis. Sejumlah tuduhan yang diarahkan oleh penyidik antara lain bersekongkol dengan buronan kasus narkoba, memiliki dan menggunakan narkoba. Ia dituduh menyembunyikan Jenny, seorang buronan narkoba di rumahnya, Cinere, Depok. Jenny merupakan kurir kasus penemuan 490 ribu butir ekstasi di apartemen Taman Anggrek, Jakarta Barat. Polisi juga menuduh Ia memiliki sebutir ekstasi yang ditemukan di dalam kamar mandinya. Hasil tes urine Ahmad Albar juga menunjukkan adanya kandungan narkoba.[2] Kasus ini tak hanya menyeret Ia. Karena anak keduanya, aktor Fachri Albar juga sempat menjadi DPO (daftar pencarian orang) atau buron setelah ditemukan 1,2 gram kokain di kamarnya.[3] Namun tak lama, Fachri Albar menyerahkan diri secara sukarela pada tanggal 30 November 2007 didampingi bibinya, Camelia Malik, aktor Harry Capri (suami Camelia), serta Fitria Sukaesih (putri Ratu dangdut Elvy Sukaesih).[4]

Ia akhirnya dijatuhi hukuman 8 bulan penjara potongan tahanan 7 bulan dan denda 6 juta rupiah. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan JPU, 1 tahun penjara.[5] Iye akhirnya bebas pada tanggal 11 Juli 2008.

Kehidupan pribadi:
Ahmad Albar menikah dengan aktris Rini S. Bono pada 28 April 1978. Rini adalah lawan mainnya dalam film "Laila Majenun" arahan sutradara Sumanjaya. Pasangan itu memiliki tiga putra, Fauzi Albar, Fachri Albar, dan Fadli Albar.

Seperti ayah dan ibunya yang bercerai, Ahmad Albar pun bercerai dengan Rini pada 30 September 1994. Setelah perceraiannya, Ahmad Albar sempat menjalin cinta dengan Cut Keke.

Diskografi

Album:
* Zakia - 1979
* Syair Kehidupan - 1980
* Risau - 1983
* Langkahkan Pasti bersama Fariz RM
* Secita Cerita bersama Fariz RM
* Scenario bersama Fariz RM
* 123 bersama Farid Hardja
* Tangan Baja bersama Farid Hardja
* Dunia Huru Hara
* Dunia Dibakar Api - 1988 bersama Areng Widodo
* Kartika - 1989 duet bersama Gito Rollies
* Jangan Bedakan Kami bersama Pakarock - 1990
* Bis Kota - 1990
* Bara Timur - 1991
* Giliran Siapa - 1991
* Rini Tomboy - 1991
* Menanti Kepastian - 1992
* Semestinya bersama Addie MS
* Bunga Kehidupan - 1994
* Biarlah Aku Pergi - 1994
* Kendali Dendam - 1995
* Jangan Ada Luka - 1996

[sunting] Bersama Duo Kribo

* 1977 - Neraka Jahanam
* 1978 - Pelacur Tua
* 1978 - Panggung Sandiwara

[sunting] Bersama Gong 2000

* Bara Timur - 1991
* Gong Live - 1992
* Laskar - 1993
* Prahara - 2000

[sunting] Bersama God Bless

* God Bless - 1975
* Cermin - 1980
* Semut Hitam - 1988
* Raksasa - 1989
* Apa Kabar - 1997
* 36 th - 2009
* The Story of God Bless - 1990
* 18 Greatest Hits of God Bless - 1992

Filmografi:
* Perawan Malam (1974)
* Si Doel Anak Modern (1976)
* Duo Kribo (1977)
* Kuda-Kuda Binal (1978)
* Cubit-Cubitan (1979)
* D'Love (2010)

Pranala luar:
* (Indonesia) Achmad Albar, Sang Ikon
* (Indonesia) Panggung Sandiwara Ahmad Albar
* (Indonesia) Profil di situs KapanLagi.com.

Chrisye.(ALM)


Raden Chrismansyah Rahadi (dikenal dengan nama Chrisye; lahir di Yogyakarta dengan nama Christian Rahadi, 16 September 1949 – meninggal di Jakarta, 30 Maret 2007 pada umur 57 tahun) adalah seorang penyanyi pop legendaris Indonesia. Ia memulai karier musiknya ketika bergabung sebagai bassist dengan band Gipsy, namanya lalu menjulang lewat lagu "Lilin-lilin Kecil" di sekitar tahun 1977 dan "Badai Pasti Berlalu", setelah bersolo-karier sebagai penyanyi. Beberapa lagunya yang populer adalah "Ketika Tangan dan Kaki Berkata", "Badai Pasti Berlalu", "Aku Cinta Dia", "Hip Hip Hura", "Nona Lisa", dan "Pergilah Kasih". Ia adalah keturunan campuran Tionghoa dan Jawa, ibunya adalah orang Jawa.

Awal Karier:
Awal karier Chrisye dimulai pada tahun 1967 saat bergabung dengan keluarga Nasution di Komunitas Gank Pegangsaan. Bermain sebagai bassis dan vokalis pada band "Sabda Nada" yang dimodali oleh Pontjo Sutowo. Sempat dikontrak untuk bermain di New York selama 2 tahun, sebelum terlibat dalam proyek rekaman Guruh Gipsy. Kemudian diminta oleh Prambors untuk menyanyikan lagu "Lilin Lilin Kecil" karya James F. Sundah dalam Lomba Cipta Lagu Remaja, yang meskipun tidak menjadi pemenang namun menjadi lagu yang hits pada masa itu. Hal lain membuat nama Chrisye makin bersinar pada akhir tahun 70-an adalah setelah membuat soundtrack film Badai Pasti Berlalu bersama Jockie Surjoprajogo dan Eros Djarot.

Semangat Kolaborasi:
Terdapat fenomena yang mencuat pada sosok Chrisye sejak ia tampil sebagai penyanyi solo pada tahun 1977, yaitu bahwa ia selalu tampil dengan semangat kolaborasi bersama-sama dengan musisi lain.

Pada 1977-1984 Chrisye melakukan dwitunggal dengan Yockie Soerjoprajogo yang bermula ketika Chrisye diajak Yockie Surjoprajogo untuk membawakan lagu Lilin-lilin Kecil James F. Sundah, salah satu lagu yang menjadi finalis Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia 1977. Kerja sama ini berlanjut saat Eros Djarot membuat album soundtrack film Badai Pasti Berlalu(1977).

Pada 1985 Chrisye memisahkan diri dengan Yockie dan mulai menggamit pemusik yang lebih muda untuk menggarap album Sendiri (1985) dan Aku Cinta Dia (1986), yaitu Addie MS dan Raidy Noor. Penata musik album selanjutnya seperti Hip Hip Hura (1986) dan Nona Lisa (1987) dipercayakan kepada trio RAG (Raidy Noor, Adjie Soetama, dan Herman Gelly Effendy) serta Younky Soewarno pada album Jumpa Pertama (1988) dan Pergilah Kasih (1989). Di era ini, musik Chrisye digarap lebih fresh dengan aksentuasi pada programming music (musik mesin) yang tengah ngetrend saat itu. Karakter musiknya pun cenderung riang.

Lalu muncul Erwin Gutawa berlaborasi dengan Chrisye dalam mengolah musik pada 1996-2002. Erwin sendiri banyak membingkai lagu-lagu Chrisye dalam sofistikasi yang lebih memperhatikan akurasi. Erwin banyak memberi peluang untuk memasukkan banyak gestur musik yang sangat berbeda dengan karakter musik Chrisye. Termasuk ketika Erwin menyandingkan Chrisye dengan Waldjinah.

Menyadari akan kekurangannya dalam menulis lirik lagu, Chrisye menjalin kerja sama dengan penulis lirik seperti Deddy Dhukun, Eros Djarot, Rina R.D., Tito Soemarsono, dan Bagoes AA. Bahkan ia pernah meminta kesediaan penyair religius Taufik Ismail untuk menulis lirik lagu Ketika Kaki dan Tangan Berkata yang diinspirasikan dari surat Yasin. Kolaborasi dalam menulis lirik walhasil membuat lagu-lagu yang dinyanyikan Chrisye menjadi variatif dalam tema. Ada tema romansa, tema religius.

Kehidupan pribadi:
Tahun 1982 Chrisye menikah dengan Damayanti Noor, anggota keluarga Noor Bersaudara. Ia kemudian memeluk agama Islam lalu mengganti nama pertamanya menjadi "Chrismansyah". Dari pernikahannya dengan Damayanti Noor, Chrisye memperoleh empat orang anak yakni Rizkia Nurannisa (1983), Risti Nurraisa (1986), dan putra kembar: Rainda Prashatya & Randa Pramasya (1989).

Tahun 1995, Chrisye memperoleh BASF Legend Award atas pengabdiannya terhadap musik Indonesia selama ini. Pada tahun 2002, ia meluncurkan album Dekade yang berisi rekam ulang sejumlah lagu lama.

Pada tanggal 31 Juli 2005, Chrisye harus menjalani rawat-inap di rumah sakit di Singapura karena divonis mengidap penyakit kanker paru-paru stadium akhir. Penyakit kanker paru-paru adalah yang tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan. Pada awalnya dalam pemeriksaan di Jakarta, Chrisye disebutkan hanya terkena infeksi paru-paru. Namun ternyata setelah menjalani pemeriksaan yang lebih lanjut di Singapura, tim medis di sana memberikan hasil yang lebih akurat bahwa ternyata penyakit yang diderita oleh Chrisye adalah penyakit kanker paru-paru pada stadium IV (stadium akhir).
Makam Chrisye di Jeruk Purut

Pada tanggal 30 Maret 2007, pukul 04.08 WIB, Chrisye meninggal dunia di Jakarta, akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Ia kemudian dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta.

Pada tanggal 7 Maret 2009, Java Jazz menggelar konser bertajuk "A Tribute to Chrisye", di mana pada saat itu Glenn Fredly membawakan lagu yang mengenang sang legendaris dunia musik tanah air kita ini.

Album Studio:
# 1977 - Jurang Pemisah
# 1977 - Badai Pasti Berlalu
# 1978 - Sabda Alam
# 1979 - Percik Pesona
# 1980 - Puspa Indah
# 1981 - Pantulan Cita
# 1983 - Resesi
# 1984 - Metropolitan
# 1984 - Nona
# 1984 - Sendiri
# 1985 - Aku Cinta Dia
# 1985 - Hip Hip Hura
# 1986 - Nona Lisa
# 1988 - Jumpa Pertama
# 1989 - Pergilah Kasih
# 1993 - Sendiri Lagi
# 1997 - Kala Cinta Menggoda
# 1999 - Badai Pasti Berlalu (bersama Erwin Gutawa)
# 2002 - Dekade
# 2004 - Senyawa

Album Kompilasi:

* 1994 - The Best Of
* 1996 - Akustichrisye
* 1999 - Best Cinta
* 2002 - Konser Tur 2001
* 2005 - Chrisye By Request
* 2006 - Chrisye Duet By Request
* 2007 - Chrisye Masterpiece Trilogy Limited Edition

Singel

* 1992 - Cintamu Telah Berlalu
* 1990 - Hening bersama Rafika Duri & Trio Libels
* 1990 - Kidung bersama Rafika Duri & Trio Libels
* 1994 - Kesan Di Matamu
* 2008 - Lirih

Rabu, 29 Juni 2011

- INDOROCK -


Indorock adalah genre musik, berasal pada tahun 1950 di Belanda dan Eropa. Ini adalah perpaduan dari Indonesia dan musik Barat, dan memiliki akar di TAR (Tradisional Portugis musik Indonesia fusi). Indo Rock, Rock 'n Roll 50 yang gaya 60-an. Sebuah aliran musik yang unik yang diciptakan oleh Indo memulangkan di Belanda kembali pada tahun 50-an / 60-an. Rock paling Amerika 'n roll seniman tidak bepergian ke luar negara. Karena ini banyak kelompok gitar vokal dan instrumental musik Indo mulai merekam hits Amerika dan menjadi terkenal sendiri. Apa yang mereka lakukan mulai menjadi sebuah revolusi di Eropa dikenal sebagai adegan Batu Indo. Jenis baru diciptakan musik rock 'n roll adalah inspirasi bagi seniman dan mulai baru di Eropa dan Amerika Serikat seperti misalnya The Beatles dan Jimi Hendrix.


Menguak Sejarah
---------------

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, banyak Indo (Belanda-Indonesia) musisi dipulangkan ke Belanda. Salah satu efek dari proses budaya adalah bahwa, pada pertengahan 1950-an, sebuah genre musik instrumental yang disebut Indo rock menjadi populer.

Gitar itu diimpor untuk kepulauan Hindia Timur oleh penjelajah Portugis pada abad ke-16. Gaya lagu tradisional Portugis, saudade dan fado, dimainkan dengan iringan gitar, kemudian menjadi krontjong musik. Krontjong dicirikan oleh gitar yang tampaknya menjadi "berbicara" satu sama lain. Para gitaris memainkan bagian melodi berirama dan secara naluriah [klarifikasi diperlukan].
Andy Tielman legenda indorock masih goyang di 2007, dengan Chris Latul dan di latar belakang gambar Eddie van Halen.

Musisi indorock Banyak kecenderungan untuk musik Hawaii, yang populer di Belanda pada saat itu. Pengaruh yang signifikan lainnya termasuk negara Amerika & Barat, dan repertoar rock & roll diputar di stasiun radio di Indonesia melalui Amerika (AFN) stasiun dari Filipina dan Australia. [1]

Tielman Brothers dipandang sebagai pendiri dari aliran musik unik dalam musik roll Rock 'n. (Andy, Reggy, Loulou Tielman Ponthon dan) Lead Andy Tielman penyanyi bernama godfather Indo Rock. [2]

Banyak dari ini musik Rock yang besar Indo masih tersedia di cd dan mp3 ketika Anda mencari toko-toko di nama artis. Banyak Indo Rock / rock 'n roll seniman juga bisa ditemukan di seri yang terkenal cd rock & roll Belanda seperti untuk Groupie Gitar contoh atau "De Rock' n Roll Metode.



Seniman Yang Berpengaruh Saat Itu
---------------------------------

* The Tielman Brothers (Andy, Reggy, Loulou Tielman Ponthon dan)
* Rockers Room (1957)
* The Rocker Kamar Nyata (1958)
* Para Badai Roller (Robby Latuperisa, Robby Boekholt, Hans Bax, Harry Bredow, Broer Arends)
* The Hot Jumpers (1958)
* The Black Dynamites
* The Crazy Rockers
* The Lima Perjalanan
Andy Tielman *
* The Aces Timur
* Listrik Johnny & The skyrockets
* The Rocking Diamonds dan The Eagles Biru
* Para Javalins
* Ben Poetiray
* Band Kebangkitan Indonesia
* Para Desmounts
* Midnight Khusus
* Rudy van dalm & The Rhytmics Kerajaan
* Willy dan Giants Nya
* Danny Everett
* Jim & Seleksi Hawa (Pelompat Hot)
* Eddy Raja
* Royal Enam
* Para Valiants
* Para Penghibur
* The Sky Devils
* The Roller
* Eddy Chatelin (Rockers Gila)
* The Royal Remaja
* The New Savage
* Para Desperates
* Para Bibit Rockers
* Ricky & The Rhythm String
* Roy & Brothers Killian
* Blue Komet
* Black Magic
* Cahaya Bintang
George de Fretes * (Gaya Hawaii)
* Peter de Fretes (Gaya Hawaii)
* Roy de Fretes (Gaya Hawaii)
* Para Twangies
* Frankie Franken (The Javalins)
* The Black Arrows
* Daydream
* Krontjong Devils
* Ricky Lee
* Petrus Layton
* Lydia
* Para Nightbreakers
* Edu Schalk (Edu & Shortie)
* Ronny Flohr (Gaya Hawaii)
* Misty Biru
* Blue Diamonds

klik



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates